Sun Kang dan don chuang*
Sun
Kang hidup pada zaman Dinasti Jin (317-420 M). Sejak kanak-kanak sudah tampak
kepintarannya. Ia suka sekali dengan buku, tetap ia dibesarkan dari keluarga
yang sangat miskinsampai minyak lampu pun tak sanggup mereka beli. Karena
miskin dan kebutuhan sehari-hari yang mesti dicukupi, orangtuanya mewajibkann
semua anakya bekerja sampai menjelang malam sehingga ia pulang kerumah dalm
keadaan lelah dan juga tidak ada lagi waktu untuk membaca buku karena di rumah
tidak ada penerangan. Didesa itu hanya rumah Sun Kang yang tidak ada
penerangannya.
Sun
Kang sering berangan-angan kalau saja rumahnya memiliki lampu, maka ia bisa
membaca banyak buku. Karena sangat ingin membaca, ia bertanya kepada ayah dan
ibunya, “semua tetangga kita punya lampu, hanya rumah kita yang tidak punya.
Jika begini terus, siang hari bekerja dan malam tidak bisa membaca buku, kapan
saya bisa menjadi anak pintar? Bisa tidak kita punya satu lampu?”
Mendengar
pertanyaan anaknya, kedua orangtuanya sangat sedih. Dengan berat hati mereka
berkata, “Sun Kang, kita sangat miskin dan minyak untuk lampu sangat maha, kita
tidak sanggup membelinya. Jika kita membeli minyak, kita sekeluarga pelan-pelan
bisa mati kelaparan.”
Setelah
berkata begitu kedua orangtuanya meneteskan air mata. Ia pun ikut menangis.ia
sungguh mengerti dan dan prihatin akan kondisi keluarganya sehingga i berjanji
dalam hati untuk tidak lagi menuntut kedua orangtuanya membeli lampu mnyak.
Kerinduan
untuk membaca buku tetplah besar. Sun Kang sering meminjam buku orang lain dan
ia selalu mengembalikannya tepat waktu. Kendati seharian ia bekerja, lam hai ia
selalu pergi ke luar rumah, mencari sinar rembulan untuk membaca buku. Namun,
sinar yang serba-terbatas membuat kedua matanya sering letih dan tang sanggup
membaca dalam waktu panjang.
Pada
musim dingin, turun salju yang sangat lebat. Pada suatu malam, ketika hujan
salju berhenti, udara terasa sangat segar dan rembulan bersinar terang. Sun
kang berpikir ini waktu yang bagus untuk membaca. Karena itu, ia pergi ke luar
dengan membawa satu buku untuk dibaca dibawah sinar embulandan juga terang dari
lampu tetangga. Setelah membaca, ia pun merasa lelah dan ingin pulang. Dalam
perjalanan pulang ia tersandung dan bukunya jatuh di atas salju. Karena ingin
menyelamatkan bukunya, ia segera bangkit untuk mengambil buku itu walau kakinya
terluka. Pada waktu ia hendak memungut bukunya, ia bisa melihat dengan jelas
tulisan yang ada didalam buku. Kok bisa? Ternyata salju yang padat bisa
memantulkan sinar rembulan sehingga cahaya bisa lebih terang lagi.
Menemukan
persitiwa ini, Sun Kang pun bergembira karena ternyata dibalik musim salju yang
dingin dia bisa membaca buku dengan lebih baik. Mulai hari itu tiap malam ia
pergi ke luar untuk membaca buku dengan memanfaatkansinar rembulan dan pantulan
cahaya dari salju. Ia terus berusaha melawan dingin agar bisa membaca buku.
Sementara, jika orang kedinginan, ia mudah menderita borok di kulit. Penyakit
ini diebut dong chuang. Jika orang
sudah menderita borok itu, penyakit itu tidak bisa sembuh sapai musim dingin
usai. Borok itu membuat daging dan kulit terbuka sehingga akan terasa perih
sekali. Namun, walau harus menderita borok yang sangat perih, Sun Kang tetap
pergi pada malam yang dinginhanya untuk bisa membaca buku. Lama-kelamaan tangan
dan kakinya penuh dengan dong chuang
yang sangat memerihkan, tetapi itu sama sekali tidak membuatnya berhenti
membaca buku. Hanya dengan sinar rembulan dan pantulan sinar dari salju ia bisa
membaca banyak buku. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa sakit yang harus ia
tahan dari borok musim dingin itu, ia tetap akan membaca buku.
Seiring
berjalannya waktu, Sun Kang tumbuh menjadi ahli pikir yang brilian dan menjadi
pnasehat kerajaan. Itulah akibat dari gemar membaca. Kisah ini berkembang dari
mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi.
Kisah
Sun Kang sungguh mengharukan dan akhirnya menjadi cerita untuk memotivasi
anak-anak di Cina untuk membaca dan belajar.
*Kisah
ini yang ditulis dalam Novel Peci Miring, Biografi Gusdur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar