Selasa, 19 Maret 2013

Harlah IPNU-IPPNU yang ke 59 dan 58



Harlah IPNU-IPPNU yang ke 59 dan 58
Nahdlatul Oelama (NO)[1] memang telah berkibar sejak lama, usianya mencapai 87 tahun, kau telah memberikan stigma-stigma kepada para kadermu, memberikan jaminan-jaminan kepada para pengikutmu dan tentunya menciptakan para kader yang berakhlakul karimah.


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang sekarang usianya sudah menginjak ke 59 tahun, usia yang cukup mapan, semoga lebih mapan.
Dulu, orang eropa tau bukanlah penjajahan fisik yang bisa menaklukkan Indonesia tapi dengan jajahan ideologi, mereka masuk di aliran-aliran ekonomi ataupun politik untk berkiblat kepadanya, sangkin keras kepalanya orang Indonesia yang beragama Islam, maka mereka berusaha menghancurkan makam Nabi Muhammad SAW, yang menjadi koneksi para Muslim, dengan semangat yang kuat ditambahpembakaran ideologi di hati, NU mendirikan Komite Hijaz yang menjadi tameng bagi makam Nabi Muhammad SAW, berusaha mati-matian mempertahankan satu-satunya[2] wasilah untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Komite Hijaz inilah satu-satunya gologan yang sangat pemberani dalam pembelaan tersebut. Sekarang, IPNU telah menanamkan dan menyuntikkan darah juang yang menggebu-gebu, tak lain karena nenek moyang kita yang berhasil mempertahankan makam Rasulullah SAW dengan berdarah-darah, tetap pertahankan NKRI, karena kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang berada di Indonesia.
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), keberdirianmu yang ditekadkan karena rasa iri dengan IPNU, para pemuda telah bergerak, berjuang membela Ahlussunnah Waljama’ah (ASWAJA) kenapa pemudi tidak?
Setidaknya itulah pikiran mereka mendirikan IPPNU, disamping rasa bahagia karena telah sejajar dengan IPNU dan selalu one way dengannya. IPPNU telah memberikan semangat kerjasama yang egitu mumpuni untuk kader pelajar putri.
Memang, uswah yang diberikan leh Siti Khadijah, Siti Fatimah, Bunda Kartini, dan Bunda Cut Nyak Dien tak disia-siakan oleh mereka, mereka bisa membuktikan kalau wanita pun bisa bergerak, berjuang embela Aswaja.

                Sirnalah gelap terbitlah terang, mentari timur sudah bercahya
                Ayunkan langkah pukul genderang, sgala rintangan mundur semua
                Tiada laut sedalam iman, tiada gunung setinggi cita
               Sujud kepala, kepada tuhan, tegak kepala lawan derita
               Dimalam yang sepi dipagi yang terang, hatiku teguh bagimu ikatan
   Dimalam yang hening di hati membakar, hatiku penuh bagimu pertiwi
  Mekar seribu bunga ditaman, mekar cintaku pada ikatan
  Ilmu kucari amal ku beri, untuk agama bangsa negeri.

Mungkin itulah itulah syi’ir yang menjadi penyemangat bagi mereka, sudah sangat jelas diterangkan yang pertama akan berideologikan Aswaja dan yang terpenting membela tanah pertiwi.
Dikatakan bumi pertiwi sekarang sedang dilanda susah hati, misi itulah yang membawa energi positif dan penggerak motivasi kader putri NU.
Di ranting, anak cabang, sampai pusat telah memberikan ucapan selamat ualang tahun kepada IPNU/IPPNU yang selama ini mengajari bagaimana perempuan harus bertingkah ditantangan global ini.
Dipemalang sendiripun ikut memeriahkan ultahnyayang diselenggarakan pada taggal 2&3 Maret 2013 digedung NU ini ramai sekali dikunjungi oleh 11 kecamatan yang terbentuk dan beberapa komisariat, ada beberapa acara yang diadakan disana diantaranya:
a.       1000 bendera untuk 1000 pelajar
b.      Menghias tumpeng dengan tema “semangat untuk IPNU/IPPNU”
c.       Resepsi harlah IPNU dan IPPNU yang ke 59 dan 58
d.      Pentas seni
e.      Kirab bendera
f.        Ikrar pelajar “IPNU anti narkoba”
g.       Futsal bersarung
h.      Do’a bersama 1000 pelajar UN
Selain itu IPNU/IPPNU juga memberikan kontribusi pemberian semangat kepada para pelajar yang sebentar lagi akan dihadapkan oleh ujian nasional. Acara do’a bersama yang akan diadakan di masjid agung Nurul Kalam Pemalang, pada tanggal 17 maret 2013 jam 11 siang mengingat sangat pentingnya ziyadah do’a sebelum ujian dimulai.
iPNU/IPPNU juga akan mengadakan acara workshop kaderisasi yang diadakan di kecamatan-kecamatan se-pemalang secara bergantian karena penyakit yang paling urgen dalam organisasi adalah kaderisasi, yang dibutuhkan adalah kader yang militan, yang membela apapun kondisinya.
Memang semua perjaungan itu membtuthkan pengorbanan, paara pejuang dari pelajar maupun pelajar putri NU tak lain karena nenek moyang kita dahulu menjadi pejuang, saya teringat kata-kata dari Gus Muwaffiq, Yogyakarta “Kejadian hari ini dikarenakan kejadian dimasa lalu”, cotohnya kita saja hari ini kita berbuat begini, itu karena sejarah bapak,ibu atau nenek moyang mbiyen yang telah melakukan demikian, semuanya tidak ada yang kebetulan, semuanya diperjuangkan dan semuanya membutuhkan pengorbanan.
Tetap pertahankan tradisi lama dan ambil tradisi baru..   اَلْمحافظة على الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْاَخْذُ بِالجَدِيْدِ الاَصْلاَحِ


[1]  NO adalah ejaan lama Nahdlatul Olama dan sekarang telah terganti menjadi Nahdlatul Ulama (NU).
[2] Karena pada waktu itu semua yang berbau koneksi telah dimusnahkan kecuali makam Rasulullah SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar