Selasa, 07 Oktober 2014

Iedul Adha in Basecamp IMPP-Jakarta

‘IDUL ADHA
Fasolli lirobbika wanhar, Bersholatlah kepada tuhanmu dan berkurbanlah.
Apa itu tujuan berkurban?
Dahulu, nabi ibrahim disuruh untuk menyembelih putranya,Ismail lewat mimpi-mimpinya. Kemudian nabi ibrahim bertanya pada ismail “nak, ayah diperintah oleh Allah untuk menyembelih kamu?
“tidak apa-apa ayah, kalau itu memang perintah langsung dari Allah, saya akan senang”.  Ismail kecil sudah bisa mencerna perintah Allah, kalau itu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hari itu dilaksanakanlah penyembelihan, ketika mau disembelih Allah menggantinya menjadi seekor domba dan nabi ismail diangkat oleh Allah, subhanallah.
Kemudian beliau berpuasa tarwiyah puasa karena masih ragu, kemudia beliau puasa arafah untuk meyakinkan hati bahwa perintah ini memang benar datangnya dari Allah.
Ternyata banyak poin didalam perintahNya, Qurban dalam bahasa arab yg berawal dari madhi Qaraba-Yuqorribu-Qurbanan yg berarti mendekatkan. Qurban disini maksudnya adalah ibadah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan mengeluarkan sedikit harta kita untuk saling berbagi dengan sesama. Korban yang ada dibahasa indonesia yaitu -pemberian untuk menyatakan kebaktian- Karena memang kata serapan ini maknanya sangat dekat dengan kata aslinya.
Kita berikan apresiasi kepada beliau yang sudah berkurban baik yang baru sekali maupun setiap tahun, karena sudah mau mengeluarkan persembahan kebaktian kepadaNya. Muslimin diindonesia khususnya,sangat semangat dalam usaha untuk berbakti kepadaNya, seperti berangkat Haji ke baitullah yang setiap tahun jamaahnya digolongkan paling banyak, begitu juga dengan ibadah berkurban.
Esensi hari raya besar itu apa?
Hari raya yang kita jalani akir-akhir ini sudah berbeda jauh dari tujuan utama, apa sebenarnya hari raya itu?
Apakah hanya berpakaian rapih, mengikuti shalat di lapangan SC UIN, berkurban dan nyate-nyate?
Itu hanya sunnah dan cover dihari raya saja. Banyak ko yang dibela-belain pulang kampung hanya untuk mengikuti shalat ied.
K.H Mustafa bisri berkata, aku bisa saja ber-ied setiap hari. Karena memang ied itu menurut beliau adalah usaha untuk mensucikan diri, nlungsumi kata orang jawa. Mensucikan diri dari noda-noda hitam. Dosa yang kita perbuat selama setahun sebelumnya.
Begitupun di basecamp IMPP-Jakarta, anak-anaknya sudah memahami esensi ber ied, karena kalau bisa dilakukan setiap hari kenapa tidak?
Pagi itu temen-temen penghuni basecamp sudah bangun mulai jam 5, namun Mba faiqoh pagi itu bangun setengah 6 pagi, dia bingung saat temen-temennya sudah siap untuk mengikuti shalat ied semua, namun dia senyum-senyum sendiri  dia memikirkan bahwa mereka baru mengikuti shalatnya saja, namun dia sudah menemukan esensi ied itu sendiri, melakukan ied setiap hari.

Begitupun dengan shalat, puasa dan haji. Sholata sira sa’ njabane shalat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar