Selasa, 01 Juli 2014

Zaman Rasulullah sistem politik sangat di tata rapih


Zaman Rasulullah sistem politik sangat di tata rapih.

Suatu saat ada orang baduy arab yang berkata “aku sudah beriman ya rasul”. Disitu firman Allah turun, “katakanlah (wahai Muhammad) bahwa mereka baru islam, belum beriman”. Mereka baru ber-islam, hanya covernya saja dan belum sepenhnya beriman kepada Allah dan rasulNya. Setelah nabi wafat, khalifah yang ditunjuk Abu Bakar As-shiddiq. Beliau menjabat 2 tahun lebih. Terbuktilah, bahwa baduy arab itu baru islam saja belum beriman, mereka murtad bahkan memberontak kepada kepemimpinan Abu bakar r.a karena disisi lain ada kepentingan politik didalamnya, dari makkah, madinah sampai ke irak orang-orang pedalaman yang tak suka sama abu bakar bertindak sesukanya, tapi abu bakar kewalahan dengan permasalahan ini.
Baru khalifah kedua ditunjuklah Umar bin Khattab, sang pemberani, tegas dan disegani kaum jazirah -the jazeera tiger-. Ketika zaman Umar permasalahan masih banyak, kemudian dalam kepemimpinannya menumpas habs para musuh islam, rang-rang yang berani memerangi kaum muslimin hingga kenegri seberang, islam jaya, muslimin disegani. Setelah itu digantikan sahabat Utsman bin Affan, mereka yang kemaren ditumpas habis sama pemerintahannya umar sudah menantang lagi, apalagi beliau menjadi khalifah sudah lanjut usia, diatas 70 tahun. Maka kinejanya kurang maksimal. Islam disini mulai sangat ramai antara kubu muslim dan nn muslim.
Pada zaman Ali bin abi thalib baru bisa dipecahkan kembali, karena beliau sangat cerdas. Nabi pernah bersabda “pintunya ilmu ada di Ali”, itulah bukti kecerdasan beliau. Selain cerdas beliau jg sangat kuat. Maka dengan ini mereka kembali segan, namun ada problemattika lain dikubu islam itu sendiri, Syiah dan Mukhrijin yaitu orang yang mendewakan Ali dan yang keluar dr kelompoknya. Memang benar, bahwa kaum islam terpecah karena prblematika politik, artinya banyak sekali kepentingan dari timses-timses calon khalifah waktu itu dan ditularkan sampa anak cucunya. Berbeda dengan Kristen, dia terpecah karena iman – siapa yesus, tuhankah dia, nabikah dia atau anak tuhan? – itulah yang menjadikan Kristen terpecah.
(Prof Zainun kamal kultum in masjid fathullah UIN Jakarta)
Tapi itulah sejarah dari politik islam, bahwa kita jg harus mempercayainya. Adapun referensi boleh berbeda, asalkan bisa dijadikan pegangan. Namun bagaimanapun mereka itu sahabat nabi, yang memiliki starategi berbeda dalam menetukan arah kepemimpinannya. Kalau kita kaitkan dengan pemilu sekarang bisa ditarik kesimpulan bahwa kedua calon itu baik dan pintar semua, yang satu siap menumpahkan musuh-musuh, penjajah bangsa. Yang satu siap membawa rakyat kearah kecerdasan (Perbaikan bangsa dan kecerdasan masyarakat). Kalau nanti sudah ada yang terpilih jadilah saudara, karena satu itu pedang hebat dan satunya lagi tameng yang hebat, sedangkan Indonesia sebagai tubuhnya sudah menantikan kebersamaan-kebersamaan seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar