Selasa, 26 Maret 2013

Jodoh

Jodoh

banyak orang bilang bahwa jodoh adalah istri kita/ pacar kita.
Ada yang bilang jodoh itu ditangan Allah dan kita tidak usah mencarinya karena akan diberikan begitu saja eh Allah kepada kita.
Ada juga yang bialang jodoh itu masih sama Allah dan akan diberikan kepada kita kalau kita mau mencari/merebutnya.
Kemudian ada agi yang bilang, jodh itu adanya di akhirat, yang kekal, karena di dunia sifatnya hnya sementara lagian tak jarang juga ketika menikah kemudian bercerai.
Memang sebenarnya apakah arti dari jodoh itu sendiri?
Jodoh adalah kecocokan antara kedua belah pihak, menurut ust Anwar islam :  jodoh juga dipautkan oleh waktu. Contohnya ketika kita nikah selama 3 th kemudian cerai, nah jodoh kita berarti Cuma sampai disitu.
Dan bagaiman kalau ada seseorang yang daam hidupnya tidak memili istri/pacar?
Apakah dia tidak ada jdohnya?
Dan bukankah dalam al-qur’an jodoh itu sudah di atur oleh Allah?
“Dan termasuk tanda kekuasaan Allah adalah menjadikan kamu  sekalian berpasang-pasangan”
Memang,semua manusia tidak memiiki jodoh dan menanggapi ayat tersebut, bahwa Allah telah menjadikan manusia berpasang-pasangan itu juga ga saklek manusia mesti ada jodohnya, kita kembali lagi ke pilihan kita, apakah kita mau menikah ataupun tidak.
hidup adalah piihan toh?
Mereka yang tidak memiliki jdoh ya bukan karena allah tidak ngasih, tapi karena mereka memiih tidak menikah dan jodoh itu kan masih ditangan tuhan, brarti ya harus dicarilah, begitupun rezeki.
Jodoh yang Allah berikan adalah tergantung bagaimana kita mencarinya dan bagaimana kita berprilaku didunia, jdohmu akan seperti perjuanganmu.
Engkau yang hobi berpacaran karena nafsu, jodohmu pun disana akan melakukan hal yang sama, lain hanya dengan engkau yang mempercantik diri dan hati dengan muroqobah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, wanita solehah lah yang sedang menantimu disana untuk mengajakmu berjalan menuju keridhoan-Nya.
Sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita solehah, yang selalu siap sedia mengingatkan suaminya dikala lupa, yang akan membimbing anak-anaknya kejalan yang benar.
Sampai bidadaripun iri dengan melihat kamu sangat rajin beribadah kepada-Nya,  senantiasa menutup auratmu, yang senantiasa menggugurkan kewajibanmu, yang senantiasa mengikuti jejak para ummul mu’minin.
Semua manusia akan memimpikan hal yang sama, ingin masuk syurga dengan jodoh mereka.
Tapi apakah yang selalu mengerjakan larangan Allah akan seperti itu? 

Damai setelah meninggal?
Ga semudah itu, penitian mencicil modal buat masuk syurga adalah pekerjaan yang tidak ringan, yang memerangi hawa nafsu dan yang selalu bilang “versus syetan”.
Semoga Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan .
Amiiiiiiiiin..


Selasa, 19 Maret 2013

Harlah IPNU-IPPNU yang ke 59 dan 58



Harlah IPNU-IPPNU yang ke 59 dan 58
Nahdlatul Oelama (NO)[1] memang telah berkibar sejak lama, usianya mencapai 87 tahun, kau telah memberikan stigma-stigma kepada para kadermu, memberikan jaminan-jaminan kepada para pengikutmu dan tentunya menciptakan para kader yang berakhlakul karimah.


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang sekarang usianya sudah menginjak ke 59 tahun, usia yang cukup mapan, semoga lebih mapan.
Dulu, orang eropa tau bukanlah penjajahan fisik yang bisa menaklukkan Indonesia tapi dengan jajahan ideologi, mereka masuk di aliran-aliran ekonomi ataupun politik untk berkiblat kepadanya, sangkin keras kepalanya orang Indonesia yang beragama Islam, maka mereka berusaha menghancurkan makam Nabi Muhammad SAW, yang menjadi koneksi para Muslim, dengan semangat yang kuat ditambahpembakaran ideologi di hati, NU mendirikan Komite Hijaz yang menjadi tameng bagi makam Nabi Muhammad SAW, berusaha mati-matian mempertahankan satu-satunya[2] wasilah untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Komite Hijaz inilah satu-satunya gologan yang sangat pemberani dalam pembelaan tersebut. Sekarang, IPNU telah menanamkan dan menyuntikkan darah juang yang menggebu-gebu, tak lain karena nenek moyang kita yang berhasil mempertahankan makam Rasulullah SAW dengan berdarah-darah, tetap pertahankan NKRI, karena kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang berada di Indonesia.
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), keberdirianmu yang ditekadkan karena rasa iri dengan IPNU, para pemuda telah bergerak, berjuang membela Ahlussunnah Waljama’ah (ASWAJA) kenapa pemudi tidak?
Setidaknya itulah pikiran mereka mendirikan IPPNU, disamping rasa bahagia karena telah sejajar dengan IPNU dan selalu one way dengannya. IPPNU telah memberikan semangat kerjasama yang egitu mumpuni untuk kader pelajar putri.
Memang, uswah yang diberikan leh Siti Khadijah, Siti Fatimah, Bunda Kartini, dan Bunda Cut Nyak Dien tak disia-siakan oleh mereka, mereka bisa membuktikan kalau wanita pun bisa bergerak, berjuang embela Aswaja.

                Sirnalah gelap terbitlah terang, mentari timur sudah bercahya
                Ayunkan langkah pukul genderang, sgala rintangan mundur semua
                Tiada laut sedalam iman, tiada gunung setinggi cita
               Sujud kepala, kepada tuhan, tegak kepala lawan derita
               Dimalam yang sepi dipagi yang terang, hatiku teguh bagimu ikatan
   Dimalam yang hening di hati membakar, hatiku penuh bagimu pertiwi
  Mekar seribu bunga ditaman, mekar cintaku pada ikatan
  Ilmu kucari amal ku beri, untuk agama bangsa negeri.

Mungkin itulah itulah syi’ir yang menjadi penyemangat bagi mereka, sudah sangat jelas diterangkan yang pertama akan berideologikan Aswaja dan yang terpenting membela tanah pertiwi.
Dikatakan bumi pertiwi sekarang sedang dilanda susah hati, misi itulah yang membawa energi positif dan penggerak motivasi kader putri NU.
Di ranting, anak cabang, sampai pusat telah memberikan ucapan selamat ualang tahun kepada IPNU/IPPNU yang selama ini mengajari bagaimana perempuan harus bertingkah ditantangan global ini.
Dipemalang sendiripun ikut memeriahkan ultahnyayang diselenggarakan pada taggal 2&3 Maret 2013 digedung NU ini ramai sekali dikunjungi oleh 11 kecamatan yang terbentuk dan beberapa komisariat, ada beberapa acara yang diadakan disana diantaranya:
a.       1000 bendera untuk 1000 pelajar
b.      Menghias tumpeng dengan tema “semangat untuk IPNU/IPPNU”
c.       Resepsi harlah IPNU dan IPPNU yang ke 59 dan 58
d.      Pentas seni
e.      Kirab bendera
f.        Ikrar pelajar “IPNU anti narkoba”
g.       Futsal bersarung
h.      Do’a bersama 1000 pelajar UN
Selain itu IPNU/IPPNU juga memberikan kontribusi pemberian semangat kepada para pelajar yang sebentar lagi akan dihadapkan oleh ujian nasional. Acara do’a bersama yang akan diadakan di masjid agung Nurul Kalam Pemalang, pada tanggal 17 maret 2013 jam 11 siang mengingat sangat pentingnya ziyadah do’a sebelum ujian dimulai.
iPNU/IPPNU juga akan mengadakan acara workshop kaderisasi yang diadakan di kecamatan-kecamatan se-pemalang secara bergantian karena penyakit yang paling urgen dalam organisasi adalah kaderisasi, yang dibutuhkan adalah kader yang militan, yang membela apapun kondisinya.
Memang semua perjaungan itu membtuthkan pengorbanan, paara pejuang dari pelajar maupun pelajar putri NU tak lain karena nenek moyang kita dahulu menjadi pejuang, saya teringat kata-kata dari Gus Muwaffiq, Yogyakarta “Kejadian hari ini dikarenakan kejadian dimasa lalu”, cotohnya kita saja hari ini kita berbuat begini, itu karena sejarah bapak,ibu atau nenek moyang mbiyen yang telah melakukan demikian, semuanya tidak ada yang kebetulan, semuanya diperjuangkan dan semuanya membutuhkan pengorbanan.
Tetap pertahankan tradisi lama dan ambil tradisi baru..   اَلْمحافظة على الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْاَخْذُ بِالجَدِيْدِ الاَصْلاَحِ


[1]  NO adalah ejaan lama Nahdlatul Olama dan sekarang telah terganti menjadi Nahdlatul Ulama (NU).
[2] Karena pada waktu itu semua yang berbau koneksi telah dimusnahkan kecuali makam Rasulullah SAW.

Sejarah bangsa Indonesia dan NU


BAB 1


Mukadimah

Dalam sistem politik demokratis seperti sekarang ini, penyelenggaraan negara serta pemerintahan dipegang oleh organisasi politik atau partai politik, baik yang duduk di lembaga legislatif maupun eksekutif. Semua aspirasi politik disalurkan melalui organisasi politik yang ada. Sementara organisasi kemasyarakatan seperti NU memfokuskan diri pada pengembangan pendidikan dakwah dan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Tetapi dalam kenyataannya dewasa ini banyak kalangan rakyat yang menyampaikan bebagai aspirasinya, terutama mengenai kesejahteraan dan keamanan mereka kepada NU. Padahal semestinya aspirasi tersebut disampaikan kepada partai politik atau wakil mereka yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengaduan dan aspirasi yang diamanatkan ke NU semakin banyak, sehingga tidak mungkin NU menghindar atau berdiam diri. Di sisi lain NU meihat kondisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara banyak mengalami kemerosotan. Sebagai salah satu pendiri bangsa ini dan sebagai rasa tanggung jawab untuk ikut mengamankan negara, maka NU mulai melakukan kajian serius terhadap berbagai kondisi yang dialami bangsa ini.

Dalam kajian tersebut ditemukan ada tiga persoalan mendasar yang dihadapi bangsa ini, yaitu semakin tidak jelasnya sistem politik ketatanegaraaan kita, semakin tidak terarahnya kebijakan ekonomi nasional dan semakin hilangnya orientasi kebudayaan nasional. Hal itu terjadi tidak lain karena bangsa ini telah terlalu jauh meninggalkan cita-cita pendiri bangsa ini, sehingga telah jauh menyimpang dari Khittah yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Oleh karena itu dalam Munas NU di Cirebon 2012, NU mengajak pada seluruh bangsa ini agar kembali ke khittah bangsa ini yaitu Kembali ke Khittah Indonesia 1945, yang mencerminkan cita-cita luhur bangsa ini.

II. Prinsip Dasar NU

Untuk memperbaiki negeri ini, kita perlu menelaah persoalan fundamental negara ini yaitu UUD 1945. Konstitusi ini telah diamandemen sedemikian rupa sehingga melahirkan sistem yang tidak sesuai dengan cita-cita awal. Hal itu terjadi karena amandemen UUD 1945 dilakukan dengan tergesa-gesa dan dilaksanakan tanpa kecermatan serta tanpa memperhatikan falsafah, citaa-cita serta prinsip-prinsip dasar negara.

Kembali ke Khittah 1945 ini tidak berarti menolak segala bentuk perubahan terhadap UUD 1945. Demikian juga tidak mensakralkan hasil amandemen yang sudah dilakukan. Sesuai dengan amanat pasal 37 UUD itu perlu disempurnakan. NU sangat menghormati hasil amandemen, misalnya mengenai pembatasan masa jabatan presiden dan sebagainya. Tetapi Amandemen Kelima yang direncanakan haruslah berani melakukan amandemen atau meninjau kembali terhadap hasil amandemen yang telah dilakukan yang jelas-jelas merugikan kepentingan rakyat dan bangsa serta merendahkan kedaulataan negara Republik Indonesia. 

Khittah Indonesai 1945 merupakan keseluruhan cita-cita bangsa ini yang berproses sejak zaman Kebangkitan Nasional yang kemudian dirumuskan menjadi dasar Negara Pancasila, dicetuskan melalui Proklamasi Kemerdekaan, dirumuskan menjadi Pembukaan UUD serta dirinci ke dalam batang tubuh UUD 1945 secara tuntas dan menyeluruh. Dengan demikian Penyempurnaan UUD 1945 haruslah:

Pertama: sesuai dengan semangat Proklamasi, yaitu cita-cita dan semangat untuk membentuk negara Republik Indonesia merdeka dan berdaulat.

Kedua: sesuai dengan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, yang mengedepankan prinsip Ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan/persatuan, permusyawaratan serta keadilan. 

Ketiga: sejalan dengan amanah Mukadimah UUD 1945. Yang menentang segala bentuk penjajahan, amanat tentang peran negara dan tugas pemerintah dalam melindungi dan mensejahterakan segenap warga negara.

Keempat: dilaksanakan dengan penuh ketelitian dan kecermatan.

Kelima: mempertimbangkan aspirasi, tatanilai dan tradisi bangsa ini.

Hasil amandemen UUD 1945 yang tidak sesuai dengan prinsip ini harus diamandemen kembali, agar negara ini tidak terjerumus dalam kesulitan bahkan krisis serta kehilangan identitas seperti yang terjadi sekarang ini. Karena itu NU menegaskan bahwa bentuk NKRI harus tetap dipertahankan, karena ini sesuai dengan keputusan Muktamar NU 1984 di Situbondo bahwa NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah bentuk final perjuangan bangsa Indonesia.

III. Langkah Strategis.

Untuk meneguhkan eksistensi NKRI ini, ada beberapa langkah strategis yang perlu dijalankan yaitu: 

Pertama, perlu memperkuat kembali sistem presidensil, agar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan presiden bisa mengendalikan haluan negara dan bisa menjalankan pemerintah secara efektif. Sementara dalam UUD kita sistem Presidensil sudah kabur bahkan telah mengarah pada sistem Parlementer, ketika DPR banyak memegang wewenang eksekutif. Dengan demikian pemerintahan jadi mandek dan tidak efektif dalam melaksanakan pembangunan.

Kedua, sebagai upaya menegakkan NKRI, maka prinsip negara kesatuan harus dipertegas, karena itu otonomi daerah yang dilaksanakan hampir tanpa batas itu telah mengarah pada sistem federal. Kecenderungan ini perlu segara dihentikan.  

Ketiga, dalam upaya memperkuat kedaulatan rakyat, maka status Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi negara harus dipulihkan kembali. Karena itu amandemen UUD 1945 yang menempatkan MPR sebagai lembaga tinggi negara yang setara dengan lembaga tinggi negara yang lain harus diamandemen ulang. Keberadaan utusan daerah dan utusan golongan dalam MPR perlu dipulihkan kembali. Dengan demikian MPR benar-benar  mencerminkan kedaulatan rakyat sebagai pemegang tertinggi kedaulatan negara.

Keempat, dalam rangka memperkuat sistem presidensil, maka perlu dilakukan penyederhanaan partai. Dalam rangka itu pula NU mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung perlu ditunda dan dikembalikan pada DPRD. Pilkada langsung telah sedemikian luas mengakibatkan konflik sosial, secara teknis sangat merepotkan yang mengganggu kinerja pemerintah daerah serta mengakibatkan pemborosan anggaran negara.

Kelima, dalam upaya memulihkan kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat, maka amandemen Pasal 33 UUD 1945, dengan penambahan pasal 4 dan 5, telah membuka peluang swasta asing mengelola kekayaan negara, telah mengakibatkan hilangnya kedaulatan negara. Karena itu pasal tersebut harus diamandemen kembali dengan memperkuat posisi negara dalam pemilikan serta mengelola kekayaan negara untuk ditasarufkan bagi kepentingan rakyat dan bangsa sendiri.

Keenam, Berbagai undang-undang yang diturunkan dari Pasal 33 tersebut terutama dalam UU Migas, Minerba dan UU Pangan yang jelas-jelas merugikan rakyat dan negara harus ditinjau ulang kalau perlu segera dibatalkan.

Ketujuh, munculnya berbagai undang-undang di bidang kebudayaan misalnya Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional yang tidak lagi mengutamakan pendidikan moral dan karakter dan undang-undang Penyiaran yang telah melanggar kerahasiaan seseorang dan mengancam keamanan negara perlu segera direvisi, karena semuanya tidak sesuai dengan falsafah hidup bangsa ini yang menjunjung kebersamaan.   

IV. Penutup

Usulan NU pada bangsa Indonesia agar Kembali ke Khittah Indonesia 1945 ini semata ditujukan untuk membangun bangsa ini sebagaimana cita-cita dan semangat awalnya, yaitu semangat 1945 yang murni dan ikhlas untuk membentuk suatu negara Indonesia yang merdeka, berdaulat menuju masyarakat yang adil dan makmur dengan segala daya upaya yang dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut.

Langkah kembali ke Khitah Indonesia ini merupakan sebuah perjuangan besar dan berjangka panjang. Untuk mewujudkan agenda ini diperlukan adanya  cita-cita yang tinggi serta nafas perjuangan yang panjang agar bisa mengemban amanah ini. Sebagai organisasi pengusul NU akan selalu mengawal cita-cita besar ini bersama dengan elemen bangsa yang lain yang sejalan dengan cita-cita besar ini. Semoga Allah meridhoinya dan rakyat mendukungnya. Amin.v




BAB 2
Halangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya,  muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.

Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.

Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.

Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.

Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.

Jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) atau basis pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta orang, dari beragam profesi. Sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang tinggi karena secara sosial-ekonomi memiliki masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat menjiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Pada umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.

Basis pendukung NU ini mengalami pergeseran, sejalan dengan pembangunan dan perkembangan industrialisasi. Warga NU di desa banyak yang bermigrasi ke kota memasuki sektor industri. Jika selama ini basis NU lebih kuat di sektor pertanian di pedesaan, maka saat ini, pada sektor perburuhan di perkotaan, juga cukup dominan. Demikian juga dengan terbukanya sistem pendidikan, basis intelektual dalam NU juga semakin meluas, sejalan dengan cepatnya mobilitas sosial yang terjadi selama ini.

Jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) atau basis pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta orang, dari beragam profesi. Sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang tinggi karena secara sosial-ekonomi memiliki masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat menjiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Pada umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.

Basis pendukung NU ini mengalami pergeseran, sejalan dengan pembangunan dan perkembangan industrialisasi. Warga NU di desa banyak yang bermigrasi ke kota memasuki sektor industri. Jika selama ini basis NU lebih kuat di sektor pertanian di pedesaan, maka saat ini, pada sektor perburuhan di perkotaan, juga cukup dominan. Demikian juga dengan terbukanya sistem pendidikan, basis intelektual dalam NU juga semakin meluas, sejalan dengan cepatnya mobilitas sosial yang terjadi selama ini.

Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama (NU) telah diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:

  1. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
  2. Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab masing-masing.
  3. Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.
  4. Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945.
  5. Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
  6. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
  7. Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di Indonesia sepanjang dekade 90-an.

Tujuan Organisasi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Usaha Organisasi
  1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
  2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.
  3. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
  4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
  5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas
  1. Pengurus Besar (tingkat Pusat)
  2. Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi)
  3. Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota)
  4. Majelis Wakil Cabang (tingkat Kecamatan)
  5. Pengurus Ranting (tingkat Desa/Kelurahan)
Untuk tingkat Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:

  1. Mustasyar (Penasehat)
  2. Syuriah (Pimpinan Tertinggi)
  3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk tingkat Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:

  1. Syuriaah (Pimpinan tertinggi)
  2. Tanfidziyah (Pelaksana harian)
Hingga akhir tahun 2000, jaringan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) meliputi:
·         31 Pengurus Wilayah
·         339 Pengurus Cabang
·         12 Pengurus Cabang Istimewa
·         2.630 Majelis Wakil Cabang
·         37.125 Pengurus Ranting
·         KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (http://www.gusdur.net)
·         KH Mustofa Bisri (Gus Mus) (http://www.gusmus.net)
·         Gerakan Pemuda Ansor (http://www.gp-ansor.org)
·         Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (http://www.ipnu.or.id)
·         Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) (http://ld.nu.or.id)
·         Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU (http://www.lakpesdam.or.id)
·         Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Jombang (www.lakpesdamjombang.org)
·         Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur (http://www.solusinahdliyin.net)
·         Fatayat NU (http://www.fatayat.or.id)
·         Muslimat NU (http://www.muslimat-nu.or.id)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cilacap (www.pcnucilacap.com)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jombang (jombang.nu.or.id)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo (pcnusidoarjo.nu.or.id)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kutai Kartanegara (www.pcnukukar.or.id)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pekalongan (www.nubatik.net
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Malang (www.nukabmalang.or.id)
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pasuruan (nupasuruan.or.id
·         Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pasuruan (www.nupasuruan.or.id)
·         Pengurus Cabang NU Bandung (www.nu-kotabandung.or.id)
·         Pengurus Cabang Istimewa NU Mesir (http://www.numesir.org)
·         Pengurus Cabang Istimewa NU Pakistan (www.nupakistan.or.id)
·         Pengurus Cabang Istimewa NU Syria (http://www.nusyria.net)
·         Pengurus Cabang Istimewa NU Sudan (www.pcinusudan.shim.net)
·         Yayasan Arwaniyyah Kudus (www.arwaniyyah.com)
·         Madrasah Qudiyyah Kudus (www.qudsiyyah.com)  
·         Cabang Istimewa NU Libya (http://www.nulibya.co.cc)
·         Pengurus Cabang Istimewa NU Taiwan (pcinutaiwan.wordpress.com)
·         Pengurus MWC Mustikajaya Kota Bekasi (www.nu-mustikajaya.com
·         Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU (http://www.maarif-nu.or.id)
·         Pondok Pesantren Ciganjur (www.pesantren-ciganjur.org)
·         Pondok Pesantren Cipasung (www.cipasung.com)
·         Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam (http://www.al-hikam.or.id)
·         Pesantren Virtual (http://www.pesantrenvirtual.com)
·         Ponpes Salafiyah Syafiiyah Asembagus Situbondo (www.salafiyah.or.id)
·         Pondok Pesantren Darussholah (http://www.darussholah.com)
·         The Wahid Institute (http://www.wahidinstitute.org)
·         Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (http://www.pmii.or.id)
·         Tabloid Suara santri (http://suara-santri.tripod.com)
·         STAINU Kebumen (http://stainukebumen.ac.id)
·         Syarikat (http://www.syarikat.org)
·         Harian Duta Masyarakat (http://www.dutamasyarakat.com)
·         Sekolah Citra Alam (http://www.citraalam.org)
·         Ikatan Pencak Silat NU (www.pagarnusa.or.id)
·         iKATAN mAHASISWA nAHDLIYIN (http://iman-stan.org)
·         Lembaga Institusi Pendidikan ELSAS (http://elsas-online.org)
·         Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh NU (www.lazisnu.com)
·         Yayasan Assalaam (http://www.assalaambdg.or.id)
·         SMK Syafi'i Akrom Pekalongan (www.syafiiakrom.com )
·         APTINU (Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama) (www.aptinu.org)
·         UNINUS (Universitas Islam Nusantara) (http://www.unisnu.ac.id)
·         UNU Cirebon (Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon) (http://www.unucirebon.ac.id)