Adzan menggema dari seorang santri salafiyah
Rabu sore 30 Januari 2013
Mendung sudah
terasa di langit bagian barat daya, saat itu baru jam 3 sore tapi sejauh mata
memandang seperti sudah jam 6 sore, karena indra peras itu lah yang membuat
suasana seperti pada hari-hari sebelumnya. Tiba-tiba grimis kecil mencoba
menembus atmosfer yang tak lama kemudian membasahi bumi, masih kecil grimis
yang turun sore ini, dingin yang sangat terasa menembus tulangku ga seperti
biasanya, apa mungkin karena hujan?
Engga, klo biasanya
hujan seperti ini gak membawa rasa dan suasana yang begitu dingin menyayat,
saat seperti itulah aku mengantarkan adikku ke penjara, ya tempat dimana
orang-oang ingin merubah sikap dan prilakunya. Penjara suci=pesantren tepatnya.
Ditengah perjalanan terasa dingin sambil disiram rintikan kecil dengan kilat
yang menyambar menggambarkan kemarahannya pada makhluk bumi.
Sampai didepan
masjid, aku menurunkan adikku, dan dia minta pamit kepadaku, setelah dia masuk
ke pesantren, tiba-tiba aku dipanggil oleh ketua Pimpinan anak cabang IPNU
warungpring, kang Kholis namanya, ya dengan senang hati akupun memenuhi
panggilannya.
Setelah itu kami
saling mencurahkan rasa rinduku karena memang sudah lama sekali kami ga
berjumpa, dengan testimoni-testimoni humor ala anak warungpring yang semakin
menghangatkan suasana dan yang ga ketinggalan mengkeluh-kesahkan kehidupan.
Kami ngobrol
mendiskusikan tentang pembentukan benih-benih IPNU-IPPNU anak cabang
warungpring, yang menmyemangatkanku untuk kembali berjuang sekaligus belajar,
memperjuangkan bintang sembilanku.
Setelah kami
ngobrol panjang+tinggi+lebar=luas, sampailah dipenghujung hari adzan maghrib
dikumandangkan oleh sakah satu santri karangtengah, penuh lantunan, gelombang
dan yang pasti menghipnotis bagi para pendengarnya, siapa saja yang
mendengarnya niscaya hatinya akan terbuka, tertarik oleh jeratan adzan untuk
pergi kemasjid jami’ karangtengah.
Shalat khusu’ dan
khidmat diimami oleh ust Bisri Mustofa menantu dari romo kyai haji Syahmari
Syarif, seorang ulama yang menyebarkan ilmunya di daerah warungpring, setelah
shalat selesai dan wiridan khusus ala santri karangtengah, saya pun
meninggalkan masjid yang begitu megah, selain dari bangunannya juga karena aura
yang dipancarkan melalui para kyai yang ada, para santri yang seringkali
melantunkan shalawat membuktikan keta’dzimannya kepada nabi agung, serta para
jamaahnya yang selau istiqomah mengikuti perjalanan spiriyual para kyai
karangtengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar