Jumat, 08 Februari 2013

Adzan menggema dari seorang santri salafiyah


Adzan menggema dari seorang santri salafiyah

Rabu sore 30 Januari 2013


Mendung sudah terasa di langit bagian barat daya, saat itu baru jam 3 sore tapi sejauh mata memandang seperti sudah jam 6 sore, karena indra peras itu lah yang membuat suasana seperti pada hari-hari sebelumnya. Tiba-tiba grimis kecil mencoba menembus atmosfer yang tak lama kemudian membasahi bumi, masih kecil grimis yang turun sore ini, dingin yang sangat terasa menembus tulangku ga seperti biasanya, apa mungkin karena hujan?
Engga, klo biasanya hujan seperti ini gak membawa rasa dan suasana yang begitu dingin menyayat, saat seperti itulah aku mengantarkan adikku ke penjara, ya tempat dimana orang-oang ingin merubah sikap dan prilakunya. Penjara suci=pesantren tepatnya. Ditengah perjalanan terasa dingin sambil disiram rintikan kecil dengan kilat yang menyambar menggambarkan kemarahannya pada makhluk bumi.
Sampai didepan masjid, aku menurunkan adikku, dan dia minta pamit kepadaku, setelah dia masuk ke pesantren, tiba-tiba aku dipanggil oleh ketua Pimpinan anak cabang IPNU warungpring, kang Kholis namanya, ya dengan senang hati akupun memenuhi panggilannya.
Setelah itu kami saling mencurahkan rasa rinduku karena memang sudah lama sekali kami ga berjumpa, dengan testimoni-testimoni humor ala anak warungpring yang semakin menghangatkan suasana dan yang ga ketinggalan mengkeluh-kesahkan kehidupan.
Kami ngobrol mendiskusikan tentang pembentukan benih-benih IPNU-IPPNU anak cabang warungpring, yang menmyemangatkanku untuk kembali berjuang sekaligus belajar, memperjuangkan bintang sembilanku.
Setelah kami ngobrol panjang+tinggi+lebar=luas, sampailah dipenghujung hari adzan maghrib dikumandangkan oleh sakah satu santri karangtengah, penuh lantunan, gelombang dan yang pasti menghipnotis bagi para pendengarnya, siapa saja yang mendengarnya niscaya hatinya akan terbuka, tertarik oleh jeratan adzan untuk pergi kemasjid jami’ karangtengah.
Shalat khusu’ dan khidmat diimami oleh ust Bisri Mustofa menantu dari romo kyai haji Syahmari Syarif, seorang ulama yang menyebarkan ilmunya di daerah warungpring, setelah shalat selesai dan wiridan khusus ala santri karangtengah, saya pun meninggalkan masjid yang begitu megah, selain dari bangunannya juga karena aura yang dipancarkan melalui para kyai yang ada, para santri yang seringkali melantunkan shalawat membuktikan keta’dzimannya kepada nabi agung, serta para jamaahnya yang selau istiqomah mengikuti perjalanan spiriyual para kyai karangtengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar